5 Strategi HRD yang Baik dan Efektif Memajukan Perusahaan

Peran Human Resources Development (HRD) dalam mengelola sumber daya manusia tidak bisa diabaikan, terutama dalam menghadapi dinamika bisnis saat ini. Di tengah perubahan teknologi, ekonomi, dan kebutuhan pelanggan, HRD memiliki peran strategis dalam meningkatkan kinerja dan pertumbuhan bisnis perusahaan.

HRD memiliki peran sentral dalam membentuk dan meningkatkan keberhasilan bisnis suatu perusahaan. Melalui implementasi program kerja yang tepat, HRD dapat secara signifikan meningkatkan kinerja organisasi dan memberikan dampak positif pada pertumbuhan bisnis. Berikut adalah beberapa strategi kunci yang harus diterapkan oleh HRD untuk mambantu perusahaan tetap kompetitif dan berkembang.

1. Rekrutmen dan Penempatan yang Tepat

Dalam proses rekrutmen pastikan HRD telah memahami kebutuhan perusahaan secara mendalam agar dapat melakukan seleksi dengan tepat jumlah dan tepat pilihan. HRD perlu melakukan man power planning, yaitu perencanaan dan proyeksi jumlah tenaga kerja untuk menyelesaikan tugas, tujuan, dan target perusahaan.

Pada umumnya man power planning atau perencanaan tenaga kerja ini dilakukan pada akhir tahun atau awal tahun untuk periode satu tahun kerja ke depan. Dengan demikian analisis kebutuhan tenaga kerja baru untuk memajukan perusahaan menjadi tugas dari HRD yang sangat krusial.

Proses rekrutmen kemudian juga dilakukan oleh HRD. Di sini HRD perlu melakukan strategi rekrutmen yang efektif dan efisien. Proses rekrutmen harus mampu menyeleksi kandidat terbaik sesuai dengan kompetensi yang sedang dicari dalam waktu dan perhitungan biaya yang efisien. Simak tips proses rekrutmen yang efektif dan efisien di sini.

2. Pengembangan Keterampilan dan Kapabilitas Karyawan

Di era teknologi yang terus berkembang, dan perubahan dalam pekerjaan sering kali terjadi, penting bagi HRD untuk fokus pada pengembangan keterampilan dan kapabilitas karyawan. Program pelatihan yang relevan dengan kebutuhan perusahaan dan industri dapat meningkatkan produktivitas karyawan, memastikan mereka tetap relevan, dan memberikan kontribusi maksimal terhadap tujuan bisnis. HRD dapat merancang kurikulum pelatihan yang mencakup aspek teknis, kepemimpinan, dan keterampilan interpersonal.

Disamping pengembangan kompetensi, perusahaan juga perlu memberikan kejelasan jenjang karir untuk memberikan motivasi kepada karyawan serta mempertahankan karyawan terbaik. Perlu diketahui bahwa biasanya merekrut karyawan baru membutuhkan biaya lebih besar dibandingkan meningkatkan skill atau kompensasi satu karyawan terbaik.

3. Pengadaan Program Management Trainee

Management Trainee atau MT adalah program pelatihan manajemen untuk mendapatkan kandidat dengan skill dan potensi yang dapat menempati posisi manajerial. Pada umumnya program MT ini ditujukan untuk para fresh graduate dengan skill yang beragam. Dari hal tersebut HRD dapat menyeleksi kandidat terbaik untuk dikembangkan sesuai dengan kebutuhan perusahaan yang strategis.

4. Menerapkan Apresiasi dan Sanksi

Pemberian apresiasi ketika karyawan mencapai target atau menampilkan hasil kinerja yang baik dapat memotivasi karyawan dalam bekerja. Karyawan akan merasa dihargai dan meningkatkan loyalitasnya dalam bekerja. Hal ini juga harus seimbang jika karyawan melakukan pelanggaran aturan kerja yaitu dengan memberikan sanksi.

Perlu dicatat bahwa pemberian apresiasi dan sanksi disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan tanpa perlu merugikan pihak manapun. Apresiasi dapat berupa bonus yang dapat memberikan manfaat bagi karyawan. Sementara sanksi dapat berupa potongan gaji, surat peringatan, hingga pemberhentian kerja sesuai dengan aturan kerja yang berlaku.

Pemberian apresiasi atau sanksi dapat diukur dengan menerapkan penilaian kerja dalam berbagai bentuk. Tentu saja hal ini perlu dikomunikasikan secara jelas dan terbuka antara perusahaan, HRD, dan karyawan itu sendiri.

Jika diperlukan penilaian kerja yang objektif, Anda dapat menuangkannya dalam bentuk KPI (Key Performance Index) yang terukur. Simak tips menyusun KPI yang strategis di sini.

5. Membangun Bonding Karyawan

Bonding di lingkungan kerja adalah ikatan emosional dan sosial antar karyawan. Konsep ini dapat berbentuk interaksi aktif, komunikasi yang baik, rasa kebersamaan dan keakraban di lingkungan kerja, baik atasan dengan karyawan maupun antar karyawan. Dengan bonding yang baik maka karyawan akan nyaman dalam bekerja dan loyalitas dapat terus terjaga.

Untuk membangun bonding ini, HRD dapat membangun kultur perusahaan yang menyenangkan dengan berbagai bentuk program. Mulai dari kebiasaan sehari-hari yang menunjukkan penghargaan sesama pekerja seperti menerapkan kata maaf, tolong, terima kasih, menghormati dan memberikan kesempatan beribadah, memberikan batasan dalam urusan kerja dengan urusan pribadi, serta sistem komunikasi dan koordinasi yang terbuka.

Selain itu, HRD dapat merencanakan kegiatan yang membangun bonding berupa kegiatan liburan bersama, diskusi tim, games atau kuis terjadwal. Dengan strategi ini ikatan di lingkungan kerja akan lebih baik dan menyenangkan, produktivitas dan loyalitas dapat terjaga.

Kesalahan yang Perlu Dihindari HRD

1. Rekrutmen yang Tidak Tepat

Dalam proses rekrutmen HRD perlu melakukan screening secara detail, mulai CV, portofolio, media sosial, hasil tes kompetensi, serta saat interview. Penilaian harus menyeluruh agar dapat dipilih kandidat dengan skill dan attitude terbaik. Perlu dicatat bahwa selain skill atau kompetensi, sikap juga sangat penting untuk dinilai untuk membangun tim yang solid dan produktif.

2. Bersikap Memihak

Perlu diingat bahwa pada dasarnya HRD juga merupakan pekerja atau karyawan di suatu perusahaan dan organisasi. Jika terjadi konflik sudah selayaknya HRD menjadi mediator yang tidak memihak. HRD harus tetap bersikap profesional dan tidak superior. Setiap karyawan dan departemen memiliki deskripsi kerja masing-masing, salah satu yang dimiliki HRD adalah manajemen karyawan, sehingga targetnya adalah pengelolaan karyawan menjadi tim yang produktif dan memiliki ikatan yang bak.

3. Komunikasi yang Tidak Terbuka

Setiap langkah atau keputusan perusahaan yang melibatkan karyawan hendaknya dikomunikasikan secara terbuka. Dalam hal kepegawaian, gaji, apresiasi, dan sanksi perlu dilakukan secara sistematis dan terbuka.

4. Management Trainee di Bawah Standar

Prospek MT adalah untuk menempati posisi manajerial, sangat penting bagi HRD untuk melakukan seleksi hingga pengembangan skill ketika kandidat sudah terpilih secara maksimal agar tujuan perusahaan dapat tercapai dengan efektif.

5. Tidak Menerapkan Teknologi

Menerapkan teknologi HR yang canggih membantu dalam mengelola data karyawan, menciptakan efisiensi operasional, dan memberikan analisis yang lebih baik. Sistem manajemen sumber daya manusia yang terintegrasi dapat memudahkan tugas administratif HRD, memungkinkan tim fokus pada strategi pengembangan.

Gunakan Hrdpintar, teknologi pengelolaan HRD yang terotomatisasi dan terintegrasi dengan ponsel. HRD dapat melakukan pekerjaan administratif mulai dari database, absensi, KPI, gaji, secara otomatis dalam satu sistem. HRD tidak perlu lagi melakukan akumulasi kepegawaian, semua telah terhitung realtime sesuai peraturan dan ketentuan yang berlaku.

Dengan sistem employee self service meningkatkan keterlibatan karyawan dalam administrasi kepegawaian. Karyawan dapat mengakses data pribadi kepegawaiannya, pengajuan lembur, cuti, kasbon, hingga jadwal shift sendiri hanya dari ponselnya.

Selengkapnya hubungi Hrdcare di sini.